SABUN HOTEL, SABUN MURAH
Pembuatan sabun mandi dari soap noodles
PAKDE JONGKO
0817654 0345
Duraposita Chem
2007
Bab 1
Sabun Sebagai Pembersih kulit
- Sediaan pencuci atau pembersihan kulit.
Setiap perlakuan kosmetik terhadap kulit diawali dengan pembersihan. Pembersihan untuk menghilangkan kotoran dan bakteri yang bermacam – macam. Untuk pembersihan kulit sabun masih merupakan bahan yang digunakan, sampai saat ini dengan bentuk yang sudah sangat modern. Sabun dapat dibagi menjadi tiga kategori, sesuai dengan bentuk fisiknya yaitu;
a. Padat, kebanyakan dalam bentuk batangan.
b. Sabun pasta.
c. Sabun cair.
Untuk pembersihan kulit, sabun batangan masih menjadi pilihan dalam bentuk sabun mandi, atau dalam bentuk kosmetik, sabun perawatan. Formula awal sabun pasta ditemukan 2500 tahun SM di daerah antara sungai Tigris dan Sungai Euphrat. Sejarah menunjukkan 4500 tahun yang lalu sabun dalam bentuk seperti itu dengan banyak macam menjadi bagian kehidupan sehari – hari yang menunjukkan nilai tinggi peradaban. Sebagai tambahan terhadap sabun klasik banyak sediaan pembersih kulit cair dan padat muncul dipasaran pada dekade terakhir ini.
Bagian terbesar untuk pembersihan adalah sabun sodium yang mana berperan dalam kontribusi sabun mandi ( toilet ) dan sabun cuci ( laundry ), merupakan kombinasi antara garam sodium dan asam laurat, myristat, palmitat, stearat, oleat atau dengan asam lemak yang lain. Di pasaran dijual dalam bentuk batangan, lempengan, bubuk, butiran, keripik, serpih atau lembaran panjang, tetapi sabun potasium biasanya berbentuk cair atau lembek.
Reaksi dasar pembuatan sabun adalah saponifikasi yaitu ;
3Na OH + ( C17H35COO)3C3H5 ) 3C17H35COONa + C3H5 ( OH )3
SODA GLYCERYL STEARAT SOD. STEARAT GLYCERIN.
Atau reaksi,
C17H35COOH + NaOH à C17H35COONa + H2O
STEARIC ACID SODA SOD. STEARAT AIR
Yaitu dengan tersabunnya asam lemak dan alkali baik asam yang terdapat dalam keadaan bebas atau asam lemak yang terikat sebagai minyak atau lemak atau glyserida .
Lemak dan minyak tidak terkomposisi dari gliserida yang hanya berisi satu asam lemak saja, tetapi merupakan campuran atau kombinasi. Tersedia asam lemak dengan dengan kemurnian 90% atau lebih yang merupakan hasil dari produksi khusus saja.
B. Komposisi sabun batangan ( Padat ).
Sabun merupakan hasil reaksi kimia antara lemak, minyak dan lye ( larutan kaustik ) reaksi kimia tersebut dinamakan saponifikasi dan dipandang dari sudut kimia sebagai garam alkali dari asam lemak.
Saat ini lemak sapi, minyak kelapa, minyak sawit dan minyak alami yang lain atau lemak digunakan untuk membuat sabun. Penting untuk memperhatikan pemilihan komponen lemak adalah distribusi rantai asam lemak dimana asam lemak C 12 sampai C18 lebih disukai, lihat tabel. I. 1. halaman berikut . Karena sabun laurat dikenal dengan kualitas busanya, minyak kelapa kaya asam laurat
atau sejenisnya minyak palm kernel ( sampai 50% ) untuk mendapatkan busa yang diinginkan.
Tabel I.1.
Komposisi asam lemak ( %) lemak netral yang digunakan dalam pembuatan sabun
| Minyak | |||
| Kelapa | Palm Kernel | Palm | Lemak sapi |
Asam Kaprilat | 13 | 7 | - | - |
Asam Kaprat | 13 | 7 | - | - |
Asam laurat | 45 - 50 | 47 - 52 | - | - |
Asa miristat | 13 - 19 | 16 | 1 - 2 | 3 – 6 |
Asam palmitat | 8 - 9 | 6 - 9 | » 45 | 25 - 38 |
Asam stearat | 2 - 3 | 2 – 3 | 4 - 6 | 15 - 28 |
Asam oleat | 5 - 8 | 10 – 18 | » 33 | 26 – 50 |
Asam linoleat | 1 - 3 | 1 - 3 | » 10 | 1 - 3 |
Garam sodium yang diturunkan dari pencampuran asam lemak berbenuk padat tetapi garam potasium berbentuk pasta atau lunak ( Jel ). Oleh karena itu sodium hidroksida merupakan komponen lye yang dipilih untuk memproduksi sabun berbentuk padat, sedangkan untuk sabun yang berbentuk pasta atau jelli digunakan potasium hidroksida. Untuk proses saponifikasinya maka perbandingan antara lemak dan lye dipilih sedemikian rupa sehingga tidak ada kelebihan lye yang tertinggal dalam sabun lebih dari 0.05%.
Karena sabun diperoleh dari lemak dan minyak yang mana mengandung asam lemak tak jenuh maka kemungkinan terjadi reaksi diri ( autoxidation ) sebaiknya dikontrol. Untuk tujuan tersebut dapat ditanggulangi dengan antioksidan dan agen pengkompleks. Anti oksidan seperti vitamin E berperan sebagai reseptor dari reaksi autooksidasi radikal oksigen aktif. Bahan tambahan lain dibahas lebih mendetail pada bab berikutnya.
C. Macam – macam sabun batangan ( padat ).
1. Sabun toilet.
Kegunaannya sangat luas, biasanya digunakan sebagai sabun mandi. Kurang lebih 20 – 50 % komponen komponen lemak dalam sabun toilet padat adalah minyak kelapa, sabun toilet sangat mudah dijadikan sabun superfat ( sampai 5 % ) dan pewangi ( 0.5 – 2 % ). Sebagai bahan tambahan superfat adalah asam lemak, lemak alkohol, lanolin, lesitin, minyak tumbuhan, sebagian gliserida dan lemak yang lain . Tujuan dari superfat untuk memberikan lemak lagi pada kulit yang sudah dibersihkan. Sabun superfat dipakai untuk kulit yang sensitif seperti kulit bayi.
2. Sabun batangan keras.
Awalnya sabun batangan keras dikembangkan dengan kandungan minyak kelapa sedikit, tanpa warna atau agen refatting dan hanya dengan wewangian sederhana saja. Sabun tersebut digunakan untuk keperluan dalam rumah tangga ( household ) saat ini untuk cuci tangan, mencuci rajutan garmen.
Contoh formula untuk sabun keras %
Sabun sod. dari asam lemak binatang | » 60 |
Sabun sod. dari minyak kelapa | 10 |
Garam dapur | 0.5 |
Agen pengompleks | 0.3 |
Parfume | 0.1 |
Air | Tambah sd 100 |
3. Sabun transparan.
Sabun yang sangat menarik menampakkan kekuatan transparansi (tembus pandang ) hal itu disebabkan oleh proses kristalisasi pada saat proses pemadatannya, atau juga disebut sabun supercooled ( pendinginan super ) dengan tambahan bahan gliserin, gula, alkohol.
4. Sabun deodoran.
Merupakan bagian dari sabun toilet ( sabun mandi ) yang mengandung kandungan aktif untuk menjaga kesegaran tubuh. Pengaruh deodoran dari sabun diukur dengan kemampuan untuk menghambat bau yang dihasilkan oleh bakteri. 3,4,4’- triclorocarboanilida ( triclocarban) terbukti efektif sebagai deodoran dalam sabun.
5. Sabun bayi.
Secara subtansial adalah sabun mandi superfat biasanya kandungan parfum rendah, tambahan bahan khusus seperti camomile menambah kelembutan sabunnya.
6. Sabun perawatan kulit ( skin protective soaps ).
Adalah sabun toilet ( sabun mandi ) yang mengandung agen superfat dan kandungan semacam komponen protein dan susu, atau bisa juga madu, ginseng, lidah buaya, zaitun, mengkudu dan lain – lain.
7. Sabun Floating. ( mengambang ).
Sabun dengan gravitasi dibawah 1 gr/cm3 yang memungkinkannya untuk mengambang diatas air. Pengurangan gravitasi dengan melalui injeksi udara terkontrol selama proses produksi atau dengan membuat kantong udara dalam sabun.
8. Sabun sodium.
Merupakan garam yang diturunkan dari lye yang kuat ( soda lye ) dan asam lemah ( asam lemak ). Garam tersebut terhidrolisis dalam air membentuk ion hidroksil. Oleh karena itu mengapa larutan sabun menjadi alkalin. Harga pH larutan sabun yang terjadi selama proses pencucian antara 8 –10. Alkalinitas itu akan menggeser harga normal pH kulit dari 5 menjadi 6 searah dengan pH normal 7. Kulit normal ( sehat ) mampu untuk kembali ke pH biasanya dalam beberapa menit saja karena mekanisme bufferingnya. Pada kasus kulit yang rusak atau kulit sensitif penggunaan sabun dapat menyebabkan iritasi atau pelepuhan, tetapi kasus seperti itu sangat jarang sekali.
Bab 2
Produksi sabun toilet / mandi
Untuk memproduksi sabun, ada dua macam metode;
1. Produksi dari bahan mentah ( minyak atau lemak direaksikan dengan soda).
Untuk sistem ini maka pihak produsen sabun harus mempunyai saponifiation plant, vaccum drying plant dan soap finishing line.
2. Produksi dari soap noodles ( finishing line).
Untuk sistem ini maka pihak produsen sabun hanya memerlukan soap finishing line yang meliputi, amalgamator, three roll mill, pre refining plodder, deflux refiner, high speed cutter, soap press. Selanjutnya bahan yang digunakan adalah soap noodles yang dapat dibeli dari pabrik sabun besar yang memproduksi soap noodles.
Berikut ini adalah contoh mesin yang digunakan untuk produksi sabun dengan sistem finishing line.
Bab 3 Raw material
1.Minyak
Sabun merupakan reaksi kimia antara minyak atau lemak dengan kaustik soda yang akan menghasilan sabun, minyak yang dapat digunakan untuk membuat toilet soap meliputi berbagai macam minyak, minyak kelapa, minyak sawit, palm kernel, castor oil, lemak sapi dan sebagainya. Berikut ini adalah minyak yang biasa digunakan untuk membuat sabun mandi padat.
1.RBD * Palm Kernel Oil, substitute for Coconut oil
2. RBD Palm Oil
3. RBD Palm Stearin (best substitute for tallow)
4. Palm fatty Acid Distillate
5. Palm Acid Oil
8. Other palm and coconut
2. RBD Palm Oil
3. RBD Palm Stearin (best substitute for tallow)
4. Palm fatty Acid Distillate
5. Palm Acid Oil
8. Other palm and coconut
Untuk sabun dengan kualitas premium digunakan palm kernel oil, hasil soap noodles akan berwarna pitih bersih, untuk kualitas ekonomis digunakan palm oil noodless soap hasil sabun berwarna putih kecoklatan
Standard dan spesifikasi ratat - rata
RBD Palm Kernel OilSpecs (as MEOMA)
Free Fatty Acids (as Lauric) 0.1% max
Moisture & Impurities 0.1% max
Iodine Value (WIJS) 19 max at time of shipment
Colour (5.25" lovibond cell)1.5 Red Max
RBD Palm Oil
Specs (as PORAM)
Free Fatty Acids (as palmitic) 0.1%max
Moisture & Impurities 0.1%max
Iodine Value (WIJS) 50-55
Melting Point 33-39deg C
Colour (5.25” lovibond cell) 3 Red Max
RBD Palm Stearin
Specs (as PORAM)
Free Fatty Acids (as palmitic) 0.2% max
Moisture & Impurities 0.15% max
Melting Point 44 min
Colour (5.25" lovibond cell) 3 Red max
Palm Fatty Acid Distillate
Specs (as PORAM)
Free Fatty Acids (as palmitic) 70% min
Moisture & Impurities 1.0% max
Saponifiable Matter 95% min (basis 97%)
Palm Acid Oil
Specs (as PORAM)
Free Fatty Acids (as palmitic) 50% min
Moisture & Impurities 3.0% max
TFM 95% mini (basis 97%)
Nota:
* RBD = refined, bleached and deodorized
* RBD = refined, bleached and deodorized
2. Lemak
Selain minyak untuk mendapatkan effek feel pada kulit bahan sabun dapat menggunakan lemak sapi atau minyak untuk memesak.
Specification of beef tallow
| | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.Kaustik soda Brands ”Eagle” & ”Tiankai”
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bab 4 Membuat sabun dari produk setengah jadi Bahan yang digunakan adalah soap noodles atau chip soap, diperoleh dari produsen lokal yang memproduksi sabun setengah jadi. Palm oil soap noodles White palm kernel soap noodles Standard dan spesifikasi Laundry Soap Noodles (a) Sodium Palmitate 62 TFM 62%min Moisture 30%max Free Alkali as NaOH 0.2%max Chloride as NaCl 1%max Other Additives Present Colour Yellowish Brown (b) Sodium Palmitate 68 TFM 68%min Moisture 25%max Free Alkali as NaOH 0.2%max Chloride as NaCl 1%max Glycerol Content 1.5%max Other Additives Present Colour Yellowish Brown (c)Sodium Palmitate 72 TFM 72%min Moisture 25%max Free Alkali as NaOH 0.05%max Chloride as NaCl 1%max Glycerol Content 1.5%max Other Additives Present Colour Creamy Standard dan spesifikasi Toilet Soap Noodles Sodium Palmitate Grade 1 TFM 79-82% Moisture 11-13% FFA 2.0max Chloride Content as NaCl 0.4-0.6% Glycerol Content 0.3max Chelating Agent Present Bab 6 Bahan Tambahan untuk sabun mandi padat Chip soap atau soap noodles adalah sabun yang dibuat dari bahan minyak atau lemak yang direaksikan dengan kaustik soda, dalam aplikasinya masih memerlukan bahan lainyan agar diperoleh sabun dengan fungsi yang sesuai dengan kegunaannya. Untuk mendapatkan hasil sabun yang bermutu masih digunakan bahan tambahan sebagai berikut; 1. Preservatives ( zat pengawet) A. Anti Oksidan. Sebab sabun tersusun dari asam lemak, minyak, lilin senyawa itu mengandung ikatan tidak jenuh, dengan menganggap bahwa bahan yang tidak jenuh akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut ditandai dengan keluarnya bau tengik pada sabun atau sabun menjadi irritan ke kulit. Untuk menjaga kualitas dari reaksi oksidasi diperlukan bahan anti oksidan. Bahan yang biasa digunakan adalah ; Ø Tokoferol. Ø BHT ( dibutil hydroxytoluen ). Ø BHA ( butil hydroxyanisol ). Ø Ester asam gallat. Ø NDGA ( Nordihydroxyquaiaretic acid ). Pemakaian 0.2% berat minyak yang digunakan B. Agen Sequestering. Apabila logam tercampur dalam bahan sabun atau kosmetik langsung atau tidak langsung akan merendahkan kualitasnya. Ion logam dapat merubah bau, warna dan meningkatkan oksidasi bahan mentah yang berasal dari minyak. Selanjutnya dapat menghambat aksi farmasi ( pengobatan ) dan menyebabkan hilangnya penampilan, fungsi dan essensinya. Pada sabun transparan akan menyebabkan hilangnya transparansinya. Senyawa yang dapat membuat pasif ion logam tersebut adalah agen sequesteran. Bahan yang biasa digunakan adalah ; Ø EDTA ( paling sering dipakai ). Ø Asam Phosporat. Ø Asam Sitrat. Ø Asam Askorbat. Pemakaian 0.3% 2. Parfum Sabun mengandung kurang lebih 0.8 – 2 % minyak wangi, sekarang ada kecenderungan untuk menaikkan kekuatan aroma pada sabun, dengan cara menambah porsi pewangi dalam sabun. Hanya saja hal yang membatasi pemakaian pewangi kimia karena efek samping terhadap dermatologi dan toxicologi yang mana 35% pewangi kimia yang tersedia tidak dapat digunakan. Batasan berikutnya adalah beaya dan penampilan, pewangi kimia dengan harga tinggi hanya cocok jika seseorang ingin mendapatkan manfaat yang berarti dan manfaat langsung untuk tubuhnya, misalnya untuk pengobatan aroma terapi. Esensial oil ( EO’S ), absolut oil dan resin oil merupakan cairan yang sangat kental, lebih mahal dan lebih kuat dari fragrance oil ( FO’S). EO’s diekstraksi dari tanaman tetapi FO’s sintetik maka wajar kalau harganya berbeda. Banyak FO’s yang cocok untuk pewangi sabun hanya dalam pemakaiannya mengakibatkan ‘seize’ ( permukaan sabun seperti membentuk lapisan sebelum masuk cetakan ) serta sabun menjadi sekeras batu. EO’s lebih stabil karena dibuat dari minyak yang tunggal. Berikut ini adalah tabel V.1. perbandingan antara EO’s dan FO’s. Tabel VI. 1. Perbandingan EO’s dan FO’s
3. Pewarna, opacifier, dan optical brigthener A. Pewarna Bahan pewarna yang dicampurkan dalam pembuatan sabun dapat dikategorikan dalam pewarna sintetik organik, pewarna alami dan pewarna pigmen anorganik. Berikut adalah tabel VI.2. yang merupakan bagan pembagian colorant atau pewarna yang digunakan secara umum. Sangat luas sekali pemilihan bahan pewarna yang terbaik adalah pewarna yang tidak menimbulakan efek samping terhadap pengguna atau gunakan pewarna alami seperti beta karoten, karthamin, kochineal, asam karminat dan lainnya. Sabun yang menggunakan pewarna agar memperhatikan formula sabunnya, agar dalam penentuan warna sabun agen pewarnanya tidak berinteraksi dengan bahan minyaknya. Jika menggunakan malam tawon, wheat germ oil, susu atau minyak zaitun prosentasi tinggi ( dan jangan lupa bahwa EO’s dan FO’s juga mempengaruhi warna ) sabun basenya akan terkesan berwarna kuning. Tabel VI.2. Pembagian colorant ( pewarna ).
Penting untuk diingat bahwa warna minyak akan berinteraksi dengan agen pewarna ( colorant ). Misalnya jika memakai ultra marine violet dalam minyak base kuning akan dihasilkan sabun dengan warna hijau. Maka uji coba pewarna dengan kombinasi minyak adalah pengalaman yang paling penting dalam pengetahuan warna produk sabun. Berikut ini adalah catatan yang perlu untuk mewarna ; 1. Pewarna bekerja dengan dua cara, melarut dan menyebar ( dissolution dan dispersion ). Pewarna yang bekerjanya menyebar sebaiknya dicairkan dalam air hangat lebih dahulu, air sebagai cariers ( pembawa ) untuk menyebarkan pewarna. 2. Apabila bekerja dengan ultra marine atau oksida tambah ¼ sampai ½ sendok pigmen dalam air hangat, jika dengan FD&C dan D&C Tambah 15 cc pada air hangat. FD&C adalah pewarna makanan dan obat, sedang D&C adalah pewarna obat. 3. Aduklah sampai pewarna larut dalam air, pewarna dapat dipakai kapan saja. 4. Apabila sudah terbiasa bekerja dengan pewarna, masukkan pewarna dengan pipet. Kemudian aduklah sampai homogen. Teknik itu akan dapat digunakan untuk mengontrol intensitas warna. B. Opacifier Agar sabun mempunyai penampilan yang masif ( tidak translusent ) maka perlu ditambahkan bahan opacifier seperti titanium dioksida ( ada dua macam rutile dan anastese ). Pemakaian dalam sabun adalah 0.2% untuk mendapatkan sabun padat yang opaque. Zinc oksida juga dapat digunakan tetapi dalam aplikasinya masih kurang efektif dibanding titanium dioksida. C.Optical Brightener Untuk mendapatkan sabun dengan penampilan dan warna yang mengkilap maka digunakan optical brightener, bahan yang sering digunakan adalah Tinopal GS. Pemakain OB dari 0.05 – 0.6 %, yang biasa digunakan adalah 0.3% tetapi konsentrasi yang tepat sangat tergantung dari keseluruhan bahan sabun. Surfaktan non ionic cenderung menurunkan fungsi dari OB. 4. Germicides dan bahan pendukung kesehatan. Digunakan untuk produksi sabun dengan fungsi tambahan kesehatan utnuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur, bahan tambahan yang biasa digunakan adalah; cresol dan phenol atau sering juga dinamakn cresylic acid. Pemakainnya sampai 2 % dari berat sabun. 5. Agent untuk superfatting Bahan superfat digunakan untuk menambah mildness sabun sewaktu digunakan untuk mandi. Bahan tersebut meliputi; lanolin, petroleum jelly, coconut oil, stearin. Pemakain bisa sampai 2%. 6. Scums dispersant untuk NSD ( non soapy detergent ) Tujuan daripada scum dispersant adalah - untuk segera menghasilkan busa jika digunakan dalam air yang banyak mengandung logam. - Busa dapat segera hilang pada saat digunakan. Bahan yang biasa digunakan adalah deterjen misalnya, sodium laureth sulfat, ABS, STTP, Waterglass, sodium sulfat dengan ditambah plasticier agar meningkatkan texture dan rasa pakainya. 7. Humectant Digunakan untuk merawat kulit agar tidak kering yang mana sangat erat hubungannya dengan kelembutan kulit. Bahan yang biasa digunakan adalah;
Bab 7 Formulasi praktis Sabun Hotel a. Sabun hotel premium
B. Sabun hotel standard
C. Sabun hotel ekonomis
| | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| | |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar